Minggu, 17 Februari 2008

Taman Hati

Kulihat sebuah taman hati yang sangat indah. Di dalamnya banyak tumbuh tanaman bunga yang bunganya merekah sangat indah dan berwarna-warni. Ku perhatikan dari banyaknya tanaman bunga yang tumbuh, ada tanaman bunga yang paling besar, berdiri kokoh dan memiliki bunga paling besar serta paling indah. Keindahannya tak dapat diungkapkan dengan kata-kata walaupun dengan kata-kata yang paling indah dari pujangga terbaik di dunia ini. Di dekatnya tumbuh tanaman bunga yang tak kalah indahnya. Bila diperhatikan lebih dalam kedua tanaman bunga ini tidak dapat dipisahkan, tanaman bunga ini selalu berdampingan. Bila salah satu layu pasti yang satu lagi akan layu juga. Kedua tanaman bunga ini merupakan inti keindahan dari taman hati ini. Tanaman bunga ketiga yang memiliki keindahan setelah yang dua tadi, memiliki dua cabang. Setiap cabang memiliki bunga, tapi cabang yang satu memiliki tiga buahbunga yang sama besar dan keindahannya, bunga ini memperlihatkan kelembutan dan kasih sayang sedangkan cabang yang lain hanya memiliki satu bunga saja, bunga ini memperlihatkan kepemimpinan dan tanggung jawab. Masih banyak lagi tanaman bunga yang indah tumbuh mengelilingi ketiga tanaman bunga ini.

Karena keindahan taman hati ini, membuat diri ini terhayut dalam kenikmatan, kenyamanan ynga dirasakan. Merasa diri ini seperti kupu-kupu yang berterbangan di sekitar bunga-bunga itu setelah puas lalu hinggap.

Ada satu hal yang membuat diri ini heran. Di taman hati itu tidak tumbuh satu pun rumput ilalang yang dapat menodai keindahan bunga. Dalam hatiku bertanya siapakan pemilik taman hati itu. Ingin hati ini bertanya kepadanya bagaimana dapat memiliki dan merawat taman hati seperti ini. Bila ke resapi lebih mendalam keindahan taman itu, ada dua perasaan yang timbul dalam diri ini. Perasaan senang dan sedih, senang karena keindahannya sedangkan sedih karena taman hati ini sangat berbeda keadaannya.

Walaupun ketiga tanaman bunga yang indah itu tumbuh dan berbunga tapi tumbuhnya tidak sebesar dan bunganya tidak seindah dengan tanaman bunga di taman hati yang kulihat. Dan juga tumbuh tanaman bunga yang lain. Tapi ada ruangan yang kosong sehingga tumbuhlah rumput ilalang. Semakin lama rumput itu semakn besar. Sudah berulang kali ku mencoba mecabutnya tapi rumput itu tumbuh lagi dan lagi. Aku sadar seharusnya ruang kosong ini ditanami dengan tanaman bunga agar rumput itu tak tumbuh lagi. Itulah yang sangat aku inginkan tapi aku bingung bagaimana caranya. Apakah harus menunggu tanaman bunga itu tumbuh dengan sendirinya atau menunggu ada yang memberi tanaman bunga yang aku inginkan lalu menanamnya ataukah aku harus membeli tanaman bunga yang aku inginkan lalu menanamnya. Bila aku harus menunggu, berapa lamakah harus ku tunggu dan bila sudah tumbuh apakah bunga ini sesuai dengan keinginanku. Bila menunggu ada yang memberi, apakah ada seseorang yang mau memberikan bunganya. Bila harus membeli, dengan apakah aku membelinya apakah dengan harta atau dengan yang lain. Diri ini binggung……

Aku tersadar mengapa aku tidak memperhatikan dan memelihara tanaman bunga yang sudah ada terutama tanaman bunga yang menjadi inti taman hati ini. Ma’afkan aku yang selalu terlena dengan bunga-bunga yang kecil dan jarang menyiram ketiga tanaman bunga ini dengan air mata kerinduan, air mata kasih sayang dan air mata keinsyafan karena tanpa air bunga tidak akan dapat tumbuh dengan segar.

Aku berjanji akan menjaga bunga-bunga yang sudah tumbuh dalam taman hati ini. Biarlah ruang kosong yang ada kosong untuk sementara waktu. Aku akan menunggu bunga itu tumbuh dengan sendirinya atau aku akan menunggu ada seseorang yang memberikan bunganya atau bila harus membeli aku akan membelinya dengan rasa kasih sayang bukan dengan harta.

Aku berharap taman hati ini selalu terpelihara indah walau indahnya tak seindah taman hati yang lain.

Tangerang, 8 Februari 2008

Tidak ada komentar: